Senin, 08 Agustus 2016

FISIKA (HAMBATAN)

Apa Itu Hambatan?

Hambatan (resistor) adalah komponen dari rangkaian listrik yang berfungsi menhambatarus listrik. Sebuah resistor mempunya dua terminal listrik yang dirancang untuk menghambat arus dan menurunkan tegangan. Komponen listrik ini banyak dipakai untuk sistem pengamanan komponen listrik agar tidak rusak karena arus dan tegangan yang berlebih. Hambatan diukur dengan satuan Ohm (lambang Ω). (baca : apa itu hukum ohm)

Rangkaian Susunan Hambatan

Hambatan dapat disusun atau dirangkai dengan 3 cara: seri, pararel dan gabungan antara seri dan pararel. Masing-masing susunan punya karakteristik dan ketentuan masing-masing.

A. Susunan Hambatan Seri

Berikut ilustrasi rangkaian hambatan seri :
rangkaian susunan hambatan seriPada hambatan yang disusun seri berlaku rumus dan ketentuan sebagai berikut.
1. Hambatan pengganti pada rangkaian seri sama dengan jumlah dari setiap hambatan yang ada pada rangkian tersebut. Berlaku rumus
Rs = R1 + R2 + R3 + R4 + R5 + …. + Rn
2. Kuat arus yang melewati tiap-tiap hambatan adalah sama. Nilai hambatan tersebut sama pula dengan nilai hambatan penggantinyal
I1 = I2 = I3 = I4 = … = Is
3. Tegangan pada hambatan pengganti sama dengan penjumlahan semua tegangan pada tiap-tiap hambatannya.
Vs = V1 + V2 + V3 + V4 + … + Vn
4. Tegangan pada tiap-tiap hambatan sebanding dengan hambatannya. Jadi semakin besar hambatan akan semakin besar pula tengangannya.
V1 : V2 : V3 : .. :Vn = R1 : R2 : R3 : …. : Rn
Manfaat Susunan Hambatan Seri
Hambatan disusun secara seri berguna untuk meperbesar hambatan serta membagi tegangan. Dari pengamatan rumus di atas terlihat bahwa hambatan yang dirangkai seri akan punya hambatan pengganti yang lebih besar dan akan memperkecil tegangan.
Contoh Soal
Sobat punya empat buah hambatan yang masing-masing bernilai 50 ohm dan dirangkai secara seri. Kemudian pada ujung-ujungnya dihubungkan dengan sumber tegangan 30 Volt. Tentukanlah kuat arus yang mengalir pada rangkaian tersebut!
gambar soal rangkaian seri
Ilustrasi Soal
Jawab
Pada rangkaian seri besarnya kuat arus pada tiap-tiap hambatan adalah sama besar. Jadi sobat tentukan nilai hambatan pengganti.
Rs = R1 + R2 + R3 + R4
Rs = 50 + 50 + 50 + 50
Rs = 200 ohm
V = I x R
I = V/Rs = 30/200 = 0,15 Ampere

b. Susunan Hambatan Pararel

Bagaimana bentuk susunan pararel hambatan bisa sobat amati dalam ilustrasi di bawah ini.
rangkaian susunan hambatan pararel
Pada susunan pararel berlaku rumus dan ketentuuan
1. Hambatan pengganti pada susunan pararel dapat dihitung dengan persamaan
rumus resistor pengganti rangkaian pararel
Sobat dapat memodifikasi rumus di atas sehingga bisa didapat alternatif rumus cepat sebagai berikut:
– Jika dalam rangkaian susunan pararel hanya ada dua hambatan R1 dan R2 maka total hambatan penggantinya dapat dihitung menggunakan rumus
rumus cepat 1
- Jika dalam rangkaian terdapat n hambatan dengan nilai hambatan sama besar maka total hambatan penggantinya dalah
rumus cepat 22. Besarnya kuat arus yang melalui hambatan pengganti sama dengan jumlah keseluruhan kuat arus pada setiap hambatannya.

Ip = I1 + I2 + I3 + I4 + … + In
3. Besarnya tegangan pada setiap hambatan adalah sama. Nilai tersebu sama pula dengan tegangan pada hambatan penggantinya.

Vp = V1 = V2 = V3 = …. = V4
4. Kuat Arus yang melalui masing-masing hambatan berbanding terbalik dengan besarnya hambatan tersebut.
kuat arus berbanding terbalik dengan hambatan
Manfaat Susunan Hambatan Pararel
Rangkaian pararel dari hambatan-hambatan dimanfaatkan untuk memperkecil hamatan karena hambatan pengganti nilainya akan lebih kecil dari nilai tiap hambatan. Ia juga bermanfaat untuk membagi arus.
Contoh Soal
soal susunan pararel
Dari ilustrasi di atas coba sobat hitung besarnya
a. RAB = …?
b. VAB = …?
c. I1, I2, dan I3 = …?
Jawab
dari ilustrasi di atas besarnya
Ip = 12 Ampere
R1 = 2 Ω
a. 1/RAB = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3  =  1/2 + 1/3 + 1/6 = 3/6 + 2/6 + 1/6 = 6/6
jadi RAB = 1 ohm
b. VAB = Ip x RAB = 12 x 1 = 12 volt
c. Hambatan disusun secara seri sehingga beda potensial di tiap titik adalah sama
VAB = V1 = V2 = V3 sehingga
V1 = I1 . R1
12 = I1 . 2
I1 = 6 ampere
V2 = I2 . R2
12 = I2 . 3
I2 = 4 ampere
V3 = I3 . R3
12 = I3 . 6
I3 = 2 ampere

Perbedaan Rangkaian atau Susunan Hambatan Seri dan Pararel

Untuk memudahkan sobat mengingat perbedaan dari kedua tipe sususnan di atas, kami sajikan dalam tabel perbedaan di bawah ini.
AspekSusunan SeriSusunan Pararel
Hambatan PenggantiRs = R1 + R2 + R3 + R4 + R5 + …. + Rn rumus resistor pengganti rangkaian pararel
Kuat Arus PenggantiI1 = I2 = I3 = I4 = … = IsIp = I1 + I2 + I3 + I4 + … + In
Tegangan PenggantiVs = V1 + V2 + V3 + V4 + … + VnVp = V1 = V2 = V3 = …. = V4
Fungsi Susunanmemperbesar hambatan dan membagi teganganmemperkecil hambatan dan membagi arus

c. Susunan Gabungan Hambatan Seri dan Pararel

Seperti namanya, susunan ini buka jenis susunan hambatan baru melainkan hanya gabungan antara susunan seri dan pararel. Rumus dan ketentuan yang berlaku sama dengan rumus dan ketentuan yang digunakan pada susunan seri dan pararel. Untuk lebih jelasnya yuk simak contoh berikut
rangkaian gabungan seri dan pararel
Rangkaian Gabungan
Ada lima buah hambatan disusun secara gabungan seri dan pararel. Untuk mencari berapa total hambatan pengganti rnakaian tersebut dapat sobat cari dengan langkah-langkah berikut:
  1. R2 dan R3 seri maka hambatan penggantinya Rs = R2 + R3
  2. Rs, R4, dan R5 pararel maka hambatan penggantinya 1/Rp = 1/Rs + 1/R4 + 1/R5
  3.  R1 dan Rp adalah seri maka Rtotal = R1 + Rp.

Memahami Cara penggunaan peralatan tata cahaya

Pengertian Tata Cahaya


Tata cahaya adalah seni pengaturan cahaya dengan mempergunakan peralatan pencahayaan agar kamera mampu melihat obyek dengan jelas, dan menciptakan ilusi sehingga penonton mendapatkan kesan adanya jarak, ruang, waktu dan suasana dari suatu kejadian yang dipertunjukkan dalam suatu pementasan. Seperti halnya mata manusia, kamera video membutuhkan cahaya yang cukup agar bisa berfungsi secara efektif. Dengan pencahayaan penonton akan bisa melihat seperti apa bentuk obyek, di mana dia saling berhubungan dengan obyek lainnya, dengan lingkungannya, dan kapan peristiwa itu terjadi.

Kerja kamera elektronik sangat dipengaruhi oleh sistem pencahayaan . Hal ini sesuai dengan karakter sistem proses perekaman gambar oleh kamera elektronik, sehingga masalah-masalah mengenai tata cahaya sangatlah penting peranannya dalam sebuah kegiatan perekaman gambar.

Cahaya menurut sumbernya dibedakan dalam Cahaya bersumber dari alam, seperti cahaya matahari ( natural light/daylight) dan Cahaya yang diciptakan atau bersumber dari lampu, api (artifisial light/tungsten)

Sumber cahaya itu sendiri mempunyai karakteristik jenis cahaya dan intensitas cahaya yang bermacam-macam. Kita abaikan dulu permasalahan ini, kita coba untuk memperlakukan sebuah sistem yang aplikatif terhadap kerja kamera.Seperti teori dasar tata cahaya. Dalam setiap pengambilan gambar dipengaruhi oleh kondisi tata cahaya yang ada, apapun kondisinya tetapi hasilnyapun juga mengikuti kondisi tata cahaya tersebut. Namun untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal maka kita dapat mengikuti teori dasar tata cahaya yang berlaku, walaupun pada praktek kerja kita dapat mengembangkan kreasi kita sesuai keinginan dan hasil yang akan dicapai.

Matematika (MEDIAN)

MEDIAN (ME)
Pada data tunggal, penghitungan median cukup mudah. Data diurutkan berdasarkan nilai datanya mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar. Kemudian median bisa diketahui langsung dari nilai tengah urutan data tersebut.

Namun pada data berkelompok, cara tersebut tidak bisa digunakan. Data berkelompok merupakan data yang berbentuk kelas interval, sehingga kita tidak bisa langsung mengetahui nilai median jika kelas mediannya sudah diketahui.

Oleh karena itu, kita harus menggunakan rumus berikut ini.

Me = median
xii = batas bawah median
n = jumlah data
fkii = frekuensi kumulatif data di bawah kelas median
fi = frekuensi data pada kelas median
p = panjang interval kelas
Contoh soal:
Sebanyak 26 orang mahasiswa terpilih sebagai sampel dalam penelitian kesehatan di sebuah universitas. Mahasiswa yang terpilih tersebut diukur berat badannya. Hasil pengukuran berat badan disajikan dalam bentuk data berkelompok seperti di bawah ini.

Hitunglah median berat badan mahasiswa!
Jawab:
Sebelum menggunakan rumus di atas, terlebih dahulu dibuat tabel untuk menghitung frekuensi kumulatif data. Tabelnya adalah sebagai berikut.

Selanjutnya adalah menentukan nilai-nilai yang akan digunakan pada rumus.
Jumlah data adalah 26, sehingga mediannya terletak di antara data ke 13 dan 14. Data ke-13 dan 14 ini berada pada kelas interval ke-4 (61 – 65). Kelas interval ke-4 ini kita sebut kelas median.
Melalui informasi kelas median, bisa kita peroleh batas bawah kelas median sama dengan 60,5. Frekuensi kumulatif sebelum kelas median adalah 9, dan frekuensi kelas median sama dengan 5. Diketahui juga, bahwa panjang kelas sama dengan 5.
Secara matematis bisa diringkas sebagai berikut:
xii = 60,5
n = 26
fkii = 9
fi = 5
p = 5
Dari nilai-nilai tersebut dapat kita hitung median dengan menggunakan rumus median data berkelompok.